Blogger news

Selasa, 25 Oktober 2011

 
Hewan ini dijuluki 'dinosaurus
terakhir di muka bumi'.
Keberadaannya baru dikenal luas
pada tahun 1910 ketika kolonial
Belanda mendengar kisah rakyat
soal 'buaya yang hidup di darat'.
Beberapa tahun setelah masa itu
sebuah makalah ilmiah terbit,
mengidentifikasi Komodo sebagai
kadal monitor dengan nama latin
Varanus komodoensis. Tahun
1915, Pemerintah Hindia Belanda
memutuskan hewan langka itu
dilindungi.
Biawak Komodo ini telah lama
menjadi obyek penelitian banyak
ilmuwan karena unik. Misteri
Komodo akhirnya terkuak. Berikut
hasil penelitian ilmuwan tentang
Komodo:
1. Asal usul Komodo
Meski habitat aslinya di NTT,
penelitian ahli pada tahun 2009
menyimpulkan, Komodo ternyata
bukan hewan asli Indonesia. Ahli
palaeontologi dan arkeologi dari
Australia, Malaysia, dan Indonesia
membuktikan tulang Komodo
sama dengan tiga fosil hewan
yang ditemukan di Queensland.
Itu memperkuat teori bahwa
Australia adalah tempat evolusi
Komodo.
Fosil yang ditemukan di
Queensland menunjukan bahwa
Komodo berasal dari Australia
empat juta tahun yang lalu dan
bertahan kira-kira hingga
300.000 tahun lalu. Para peneliti
juga menemukan bahwa Komodo
menyebar ke sejumlah wilayah,
kemudian sampai di Pulau Flores
sekitar 900.000 tahun lalu.
Sementara di tempat asalnya,
Australia, Komodo punah 50.000
tahun lalu hampir bertepatan
dengan saat manusia tiba di
Australia. Komodo juga
menghilang dan punah di
beberapa pulau lain di Indonesia,
kecuali Flores.
2. Komodo bisa melahirkan dalam
kondisi perawan
Perempuan mungkin bisa hidup
tanpa laki-laki, ini setidaknya
berlaku untuk Komodo. Biawak
raksasa betina bisa menghasilkan
bayi tanpa pembuahan jantan.
Flora, Komodo yang tinggal di
Chester Zoo, London menjadi
buktinya. Pada 2006 lalu, ia
melahirkan delapan telur Komodo.
Melalui proses partenogenesis -
reproduksi aseksual tanpa
pembuahan, dalam keadaan
perawan. Kejadian tersebut
adalah kali pertamanya
partenogenesis pada Komodo
yang tercatat terjadi di dunia.
Ilmuwan menguak reproduksi
Komodo bisa dilakukan dengan
dua cara: seksual atau aseksual,
tergantung pada kondisi
lingkungan mereka. Di kebun
binatang, biasanya Komodo
betina ditempatkan terlisah dari
yang lain.
3. Misteri gigitan mematikan
Komodo
Meski berbadan besar - bisa
mencapai 3 meter, gigitan
Komodo termasuk lembek.
Namun, kadal raksasa itu bisa
memangsa hewan besar, seperti
kerbau misalnya karena dalam
mulut Komodo terdapat beberapa
lusin gigi setajam silet. Gigi
runcing itu dikombinasikan
dengan otot kuat di lehernya yang
gemuk. Rahang Komodo boleh
saja lemah, tapi 100 juta tahun
evolusi telah memberinya senjata
yang ampuh.
"Komodo punya teknik makan
yang unik, terus menerus menarik
makanannya." Ia menangkap
mangsanya dan menghujamkan
60 gigi tajam. Menutupi
kekurangan gigitan yang lemah,
otot tenggorokannya yang kuat
akan menarik mangsa masuk ke
perut."
Komodo akan menelan utuh-utuh
mangsanya dan memuntahkan
sisa-sisa yang tak dapat ia cerna:
rambut dan sebagian tulang.
4. Air liur Komodo mengandung
racun
Selain keunikan teknik makannya,
Komodo juga memiliki senjata lain
untuk melumpuhkan mangsanya:
air liur. Jadi meski seekor hewan
bisa lolos dari serangan Komodo,
ia akan segera melemah dan
akhirnya mati disebabkan oleh
racun yang terdapat pada air liur
hewan itu yang bertanggung
jawab menimbulkan luka infeksi
yang parah pada korbannya.
Bryan Fry, peneliti racun di
University of Melbourne, Australia
dan timnya mempelajari susunan
biokimia dalam air liur Komodo.
Mereka menemukan, racun
tersebut bisa dengan cepat
menurunkan tekanan darah,
mempercepat hilangnya darah,
dan membuat korban menjadi
syok -- hingga tak berdaya
melawan.
Para ilmuwan menemukan, apa
yang terkandung dalam liur
Komodo serupa dengan racun
yang dimiliki ular paling berbisa
yang hidup di pedalaman Taipan,
Australia. Penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya juga
menemukan, sejumlah spesies
kadal -- seperti Iguana, kadal tak
berkaki, dan kadal monitor juga
memiliki bisa.

0 komentar:

Posting Komentar