[JAKARTA] Laga final cabang sepakbola SEA Games 2011 yang akan mempertemukan tuan rumah Indonesia melawan Malaysia di Stadion Gelora Bung Karno, Senin (21/11), dapat dipastikan akan menjadi partai yang sarat gengsi dan persaingan. Bahkan, banyak kalangan menilai, jika pertemuan dua tim akan mempertaruhkan harga diri bangsa. Oleh karena itu, tidak ada kata bagi tim “Merah Putih” untuk siap mengganyang Malaysia malam nanti.
Pertarungan Indonesia dengan Malaysia memang memiliki catatan sejarah yang panjang. Di ajang SEA Games, kedua tim pernah bertemu pada 1979, dan ketika itu, Indonesia harus menyerah 0-1 dari Malaysia pada partai final. Namun, kekalahan itu, berhasil dibalas oleh Ribut Waidi dan kawan-kawan, pada SEA Games 1987 di Jakarta, dengan kemenangan 1-0.
Atas catatan itu, Egi Melgiansyah dan kawan-kawan akan mencoba untuk mengulang sejarah manis untuk merebut medali emas, setelah terakhir diraih pada SEA Games 1991 di Filipina.
Akan tetapi, untuk mewujudkan hal itu bukanlah perkerjaan yang mudah. “Saya pikir, kesiapan mental para pemain akan menentukan hasil akhir pertandingan nanti. Karena, jika dilihat dari segi kualitas, kedua tim memiliki kemampuan yang seimbang, baik secara skill atau pun strategi bermain,” ujar mantan pemain nasional, Rully Nere ketika dihubungi SP di Jakarta, Senin (21/11).
Menurutnya, mental yang ada pada pasukan “Merah Putih” saat ini, sebenarnya belum begitu teruji. Hal itu karena, Patrich Wanggai dan kawan-kawan tidak memiliki masa persiapan yang lama, serta belum terasah pada laga uji coba internasional. Hal sebaliknya justru dialami oleh tim “Harimau Malaya”.
Rully melihat, anak asuh Ong Kim Swee ini, lebih siap untuk menghadapi partai final nanti, termasuk teror yang akan diberikan oleh puluhan ribu pendukung Indonesia. Hal itu dapat dilihat ketika kedua tim bersua pada babak penyisihan. Meskipun, bermain dibawah tekanan publik tuan rumah, ternyata Bahktiar Baddrol cs dapat mengandaskan Indonesia 0-1.
Akan tetapi, masalah mental tersebut, lanjut dia, dapat ditutupi dengan kualitas permainan yang dimiliki oleh Timnas U-23. Menurutnya, apa yang telah ditunjukkan oleh para pemain ketika berhadapan dengan Vietnam, telah menunjukkan permainan yang baik, dan hasilnya, anak asuh Rahmad Darmawan ini mampu memenangkan pertandingan tersebut.
“Kuncinya, para pemain harus bisa mengambil inisiatif serangan lebih dahulu, terutama pada 15 menit awal pertandingan. Berikan shock therapy kepada pertahanan Malaysia, dan kalau bisa, mencuri gol terlebih dahulu. Namun, setelah itu, para pemain bisa mengatur kembali tempo pertandingan,” kata Rully.
Pada kesempatan sama, asisten pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2010, Wolfgang Pikal mengatakan, kesempatan Indonesia untuk merebut medali emas, sangatlah besar.
Dia optimistis hal itu dapat tercapai, karena Timnas U-23 saat ini, dihuni oleh para pemain yang memiliki kualitas mumpuni. Namun, dia mengingatkan kepada para pemain untuk dapat mewaspadai serangan balik yang akan dilakukan oleh Malaysia.
Oleh karena itu, dia menilai, lini belakang harus tetap berada pada konsentrasi yang tinggi, dan selalu disiplin dalam menjaga daerahnya. “Selain serangan balik, Malaysia juga memiliki pertahanan yang kuat. Saya hapal benar dengan karakter pemain belakang mereka, karena pernah memperkuat Timnas Malaysia senior ketika bermain di Piala AFF lalu,” ucapnya.
Untuk dapat membongkar pertahanan tersebut, kata Wolfgang, para pemain sayap dan striker harus mampu memancing mereka untuk keluar dari daerahnya, dan kemudian melakukan serangan dengan mengandalkan kecepatan, yang berada pada diri Okto Maniani, Andik Vermansyah, dan Titus Bonai.
Selain itu, dia juga melihat, bek sayap Indonesia, yakni Hasyim Kipuw dan Diego Michels, harus berani untuk naik membantu serangan. Lebih lanjut, Wolfgang menilai, pada laga final nanti, Indonesia memiliki keuntungan tambahan dari para suporter yang dipastikan memberikan dukungan penuhnya kepada Tibo cs. “Dukungan yang diberikan, akan memberikan para pemain tambahan motivasi. Saya melihat, dukungan itu akan lebih banyak memberikan hasil positif daripada negatifnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, dari 70.000 lembar tiket yang disediakan oleh Inasoc, hingga hari ini sudah habis terjual. Hal itu menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi dari suporter “Merah Putih” untuk memberikan dukungan kepada skuad “Garuda Muda”. [HPS/L-9]
0 komentar:
Posting Komentar